Friday, August 18, 2017

Ilmu Sejarah dan Kegunaannya

1. Sejarah sebagai Ilmu

Sejarah dikatakan sebagai ilmu karena merupakan pengetahuan masa lampau yang disusun secara sistematis dengan metode kajian secara ilmiah untuk mendapatkan kebenaran mengenai peristiwa masa lampau. Sebagaimana dijelaskan Mohammad Nazir, sejarah adalah pengetahuan yang tepat terhadap apa yang telah terjadi. Sejarah adalah deskripsi yang terpadu dari keadaan-keadaan atau fakta-fakta masa lampau yang tertulis berdasarkan penelitian serta studi yang kritis untuk mencari kebenaran.[1]

Oleh karena itu, sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan harus dibuktikan secara keilmuan dengan menggunakan metode-metode dan berbagai standar ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan. Kebenaran itu dapat dibuktikan dari dokumen yang telah diuji sehingga dapat dipercaya sebagai suatu fakta sejarah. Sejarah dianggap sebagai ilmu sebab sejarah memiliki syarat-syarat ilmu, antara lain ada masalah yang menjadi objek, ada metode, tersusun secara sistematis, menggunakan pemikiran yang rasional, dan kebenaran bersifat objektif.

Jika melihat hal tersebut, sejarah sebagai ilmu dapat memenuhinya, dikarenakan:  objek kajian sejarah ialah kejadian-kejadian di masa lalu yang merupakan sebab akibat; adanya metode sejarah yang menghubungkan bukti-bukti sejarah; kisah sejarah tersusun secara sistematis dan kronologis; kebenaran fakta diperoleh dari penelitian sumber yang disusun secara rasional dan kritik (penilaian) yang sistematis; fakta bersifat subjektif karena tiap orang melihat masa lampau dengan cara yang berbeda. Kebenaran hanya "milik" peristiwa ini sendiri.

2.  Kegunaan Sejarah

Dalam perspektif Al Qur’an kisah-kisah masa lampau yang diceritakan di dalamnya, mengandung ibrah  atau pembelajaran atau proses mengambil pelajaran yang baik dari sejarah orang-orang di masa lalu oleh orang-orang di masa kini.

لقد كان في قصصهم عبرة لأولي الألباب ما كان حديثا يفترى ولكن تصديق الذي بين يديه وتفصيل كل شيء وهدى ورحمة لقوم يؤمنون

Artinya:Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur'an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.  (QS Yusuf 111).

Di tengah masyarakat yang luas, sejarah mempunyai arti dan kegunaan sosial, yaitu memberi kegunaan edukatif (pelajaran), kegunaan yang menimbulkan inspirasi (ilham), dan fungsi rekreatif (rasa yang menyenangkan).

2.1. Kegunaan edukatif (sebagai pelajaran)

Mempelajari sejarah berarti belajar dari pengalaman yang pernah dilakukan masyarakat, baik pada masa sekarang atau masyarakat sebelumnya.[2] Keberhasilan di masa lampau akan dapat memberi pengalaman pada masa sekarang. Sebaliknya, kesalahan masyarakat di masa lampau akan menjadi pelajaran berharga yang harus diwaspadai di masa kini.

Bung Karno menjelaskan dalam Pidato beliau pada Hari Ulang Tahun Proklamasi VI[3] sebagai berikut,

Dari mempelajari sejarah orang bisa menemukan hukum-hukum yang menguasai kehidupan manusia. Salah satu hukum itu ialah : bahwa tidak ada bangsa bisa menjadi besar zonder kerja. Terbukti dalam sejarah segala zaman, bahwa kebesaran bangsa dan kemakmuran tidak pernah jatuh gratis dari langit. Kebesaran bangsa dan kemakmuran selalu “kristalisasi” keringat. Ini adalah hukum, yang kita temukan dari mempelajari sejarah.

Dengan belajar sejarah kita juga dapat berbuat bijaksana untuk menghadapi masa depan (ingat belajar sejarah akan bijaksana lebih dahulu). Maksudnya kesalahan pada masa lalu dapat dihindarkan dan kebaikan pada masa lalu dapat ditiru dan dimodifikasi untuk pengembangan. Oleh karena itu, belajarlah dari sejarah karena sejarah dapat mengajarkan kita apa yang telah dilakukan sebelumnya.

2.2. Kegunaan inspiratif

Berbagai kisah sejarah yang terjadi memberikan inspirasi bagi pembaca atau pendengarnya.[4] Kisah-kisah perjuangan yang membuahkan hasil setelah mengalami banyak kesulitan dan penderitaan, akan membangkitkan semangat generasi sekarang untuk berjuang dan percaya kepada hasil yang akan dicapainya. Begitu pula kisah-kisah kegagalan, memberikan peringatan untuk menghindarinya, mengevaluasi dan memodifikasinya menjadi keberhasilan.

2.3. Kegunaan rekreatif

Kisah-kisah sejarah dapat memberikan hiburan yang segar. Dengan gaya penulisan yang komunikatif sejarah dapat memberikan kesenangan. Maka pembaca sejarah berekreasi tanpa beranjak dari tempat. Karena bukan hanya terhibur oleh bacaan seperti membaca novel, pembaca sejarah juga dapat menyaksikan peristiwa-peristiwa yang telah lampau di tempat-tempat yang dekat dan yang jauh.[5]

Proses rekreasi terhadap berbagai peristiwa di masa lampau memungkinkan orang membuat perbandingan-perbandingan dari berbagai macam situasi dalam ruang dan waktu yang berbeda. Peristiwa lampau memang sudah berlalu, tetapi situasi masa kini adalah akibat dari situasi yang terjadi pada masa lampau.[6] Dengan demikian sejarah dapat membuat orang bercermin diri,  bukan hanya bagi dirinya tetapi juga bagi masyarakatnya.



[1] Mohammad Nazir, Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Bogor, 2009, h. 48.
[2] Hariyono, Mempelajari Sejarah Secara Efaktif, op.cit, hal. 192.
[3] Ahmad Manshur Suryanegara, Menemukan Sejarah, op.cit, hal. 20.
[4] Hariyono, ibid, hal. 193.
[5] Hariyono, Ibid, hal.195.
[6] Hariyono, Ibid, hal.196.

No comments:

Post a Comment