oleh wahyu b prasojo
Yusuf Al
Qaradhawy menjelaskan Rabbaniyah meliputi dua dimensi; yang pertama dimensi
tujuan dan sudut pandang (rabbaniyah ghoyah wal wijhah) dan yang kedua
dimensi sumber ajaran dan sistemnya (rabbaniyah mashdar wal manhaj).[1]
Maksud Rabbaniyah
Ghoyah (Tujuan) dan Wijhah (sudut pandang) yaitu Islam itu menjadikan tujuan
akhir dari ajaran-ajarannya jauh ke depan, yaitu untuk membangun hubungan
dengan Allah secara baik dan mencapai ridho-Nya. Hal ini pada gilirannya
merupakan puncak cita-cita, usaha dan kerja keras manusia dalam kehidupan
dimuka bumi.[2]
Sebagaimana firman Allah,
يا أيها
الإنسان إنك كادح إلى ربك كدحا فملاقيه
“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah bekerja dengan
sungguh-sungguh menuju Rabbmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya”.
(QS. Al Insyiqaq :6).
Pada intinya
segala sesuatu yang ada dalam Islam semata-mata dimaksudkan untuk
menjadikan seseorang Ikhlash kepada Allah. Karenanya ruh dan
globalitas Islam adalah Tauhid atau mengesakan Allah.
Adapun maksud
dari Rabbaniyah Mashdar (sumber hukum) dan Manhaj
(sistem) adalah bahwa manhaj (metode/sistem) yang ditetapkan oleh Islam guna
mencapai sasaran dan tujuan itu adalah Manhaj Rabbani yang murni dan sumbernya
adalah Wahyu Allah yang turun kepada Rasulullah SAW. Dia tidak dibuat
berdasarkan kecendrungan individual, kekeluargaan, kesukuan, kepartaian dan
lain-lain yang sifatnya manusiawi.[3]
يا أيها الناس
قد جاءكم برهان من ربكم وأنزلنا إليكم نورا مبينا
Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu bukti kebenaran
dari Tuhanmu, (Muhammad dengan mukjizatnya) dan telah Kami turunkan kepadamu
cahaya yang terang benderang (Al Qur'an). (QS.An Nisaa:174).
ويوم نبعث في
كل أمة شهيدا عليهم من أنفسهم وجئنا بك شهيدا على هؤلاء ونزلنا عليك الكتاب تبيانا
لكل شيء وهدى ورحمة وبشرى للمسلمين
(Dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami, bangkitkan pada tiap-tiap
umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri, dan Kami datangkan kamu
(Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. Dan Kami turunkan kepadamu
Al Kitab (Al Qur'an) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat
dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri. (QS
An Nahl:89).
Jadi sumber
manhaj ini adalah datang dari Allah yang menginginkan petunjuk dan cahaya bagi
hamba-hambaNya dalam menjalani hidup keseharian mereka sampai saat kembalinya
tiba. Karena dalam agama Islam, ibadah itu mencakup keseluruhan kegiatan
manusia dalam hidup di dunia ini, termasuk kegiatan yang sifatnya duniawi. Jika
kegiatan itu dilakukan dengan sikap bathin yang berniat menghamba hanya kepada
Allah saja.[4]
Secara rinci, Hasan Al Banna menguraikan Islam sebagai;
negara dan tanah air atau pemerintahan dan ummat, moral dan
kekuatan atau kasih sayang dan keadilan, wawasan dan undang-undang atau ilmu
pengetahuan dan hukum, materi dan kekayaan alam atau penghasilan dan kekayaan,
serta jihad dan dakwah atau pasukan dan pemikiran. Sebagaimana juga ia adalah aqidah
yang murni dan ibadah yang benar.[5]
Rasulullah
sebagai da’i Allah mempunyai tugas menyeru kepada manhaj ini dan menjelaskan
perintah-perintah Allah kepada manusia.
Dimensi-dimensi
robbaniyah tersebut di atas jika dirumuskan dalam konsep ajaran dapat dirinci
dengan rumusan sebagai berikut:
1. Islam adalah petunjuk yang sesuai
untuk totalitas kesempurnaan manusia
Islam
adalah risalah bagi manusia dalam kapasitasnya sebagai makhluq yang
sempurna. Islam sebagai risalah untuk manusia, mengatur dan mengarahkan akal,
ruh, fisik, kemauan dan naluri maupun instink. Karenanya tidak ada pemisahan
dalam mengatur dan mengarahkan potensi yang dimiliki manusia, karena
manusia merupakan makhluq Allah yang sempurna dan satu eksistensinya,
dimana ruhnya tidak berpisah dari materi dan materinya tidak berpisah dari
akalnya.[6]
ضرب الله مثلا
رجلا فيه شركاء متشاكسون ورجلا سلما لرجل هل يستويان مثلا الحمد لله بل أكثرهم لا
يعلمون
Allah membuat perumpamaan (yaitu) seorang laki-laki (budak) yang
dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat yang dalam perselisihan dan
seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang laki-laki (saja); Adakah
kedua budak itu sama halnya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka
tidak mengetahui. ( Az Zumar :29)
2.
Islam adalah petunjuk bagi manusia dalam semua fase kehidupannya.
Risalah Islam
adalah hidayah Allah yang senantiasa menyertai manusia kemanapun menghadap dan
berjalan dalam perkembangan-perkembangan hidupnya. Islam menyertai manusia
semenjak masih bayi, kanak-kanak, remaja, dewasa dan sampai masa tua.[7]
Dalam semua periode ini, Islam telah menetapkan bagi manusia manhaj terbaik
yang dicintai dan di ridhai oleh Allah.
Sehingga dalam
Islam kita mendapatkan hukum-hukum yang berkaitan dengan manusia
ketika kecil, muda, dewasa dan masa tua. Tidak ada jenjang kehidupan manusia
yang berlalu begitu saja, kecuali Islam mempunyai taujih (arahan) dan syari’at
(tata cara/ketentuan) didalamnya. Contoh dalam Al Qur’an:
والوالدات
يرضعن أولادهن حولين كاملين لمن أراد أن يتم الرضاعة وعلى المولود له رزقهن
وكسوتهن بالمعروف لا تكلف نفس إلا وسعها لا تضآر والدة بولدها ولا مولود له بولده
وعلى الوارث مثل ذلك فإن أرادا فصالا عن تراض منهما وتشاور فلا جناح عليهما وإن
أردتم أن تسترضعوا أولادكم فلا جناح عليكم إذا سلمتم ما آتيتم بالمعروف واتقوا
الله واعلموا أن الله بما تعملون بصير
Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh,
yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan. Dan kewajiban ayah memberi
makan dan pakaian kepada para ibu dengan cara yang makruf. Seseorang tidak
dibebani melainkan menurut kadar kesanggupannya. Janganlah seorang ibu
menderita kesengsaraan karena anaknya dan juga seorang ayah karena anaknya, dan
waris pun berkewajiban demikian. Apabila keduanya ingin menyapih (sebelum dua
tahun) dengan kerelaan keduanya dan permusyawaratan, maka tidak ada dosa atas
keduanya. Dan jika kamu ingin anakmu disusukan oleh orang lain, maka tidak ada
dosa bagimu apabila kamu memberikan pembayaran menurut yang patut. Bertakwalah
kepada Allah dan ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS.Al
Baqarah:233).
Bahkan lebih
dari itu, syari’at Islam menaruh kepedulian kepada manusia semenjak belum lahir
sampai setelah meninggal dunia.
3.
Islam adalah petunjuk bagi manusia dalam segala sektor kehidupannya.
Diantara
dimensi (makna) syumul dalam Islam adalah bahwa Islam merupakan risalah bagi
manusia pada semua sektor kehidupan dan segala aktifitas kemanusiaannya.[8]
Maka Islam tidak pernah meninggalkan satu aspekpun dari aspek-aspek kehidupan
manusia kecuali dia mempunyai sikap didalamnya. Aqidah Islam telah menjawab
seluruh pertanyaan manusia tentang alam semesta, manusia, kehidupan, dan
menetapkan bahwa semuanya itu adalah makhluk. Pada intinya adalah Islam tidak
akan membiarkan manusia berjalan sendiri tanpa hidayah dari Allah. Kemanapun
dia melangkah dan dalam aktifitas apapun dia lakukan,
apakah itu yang bersifat materiil ataupun spiritual, individu atau sosial, gagasan
atau operasional, keagamaan atau politis.
[1]
Yusuf Al
Qorodhowy, Al Khashaish Al ‘Aammah lil Islam, (Beyrut, Muasasah
Risalah, 1983), hal.9.
[4]
Yunan Yusuf, Al
Qur’an di Bumi, dalam Agama di Tengah Kemelut, Komarudin Hidayat
et.al, (Jakarta, Mediacita, 2001), hal.347.
[5]
Hasan Al Banna,op.cit,
Jilid 1, hal.291-292.
[6]
Yusuf Al
Qorodhowy, op.cit, hal.108.