Globalisai adalah suatu
proses tatanan masyarakat yang mendunia dan tidak mengenal batas ruang dan
waktu. Kata globalisasi sendiri berasal dari bahasa Inggris, global yang
berarti sedunia, sejagat, atau mencakup keseluruhan dari suatu kelompok. [1] Globalisasi adalah proses integrasi karakteristik
lokal kepada arus global, yang sebagian besar dilakukan melalui teknologi
komunikasi dan informasi. Meskipun awalnya –secara historis globalisasi- dipandang
sebagai proses mengintegrasikan perekonomian lokal ke dalam ekonomi
dunia, namun globalisasi
merujuk kepada ruang di
mana terjadi proses interaksi global melalui sarana teknologi komunikasi.[2]
Globalisasi adalah efek
perkembangan ilmu pengetahuan, daya inovasi dan teknologi yang dibuat oleh
manusia. Oleh karena itu menurut Nurcholish Madjid, globalisasi terjadi karena
munculnya “Zaman Teknik” (Technical Age), yaitu adanya peran sentral
teknikalisme serta bentuk-bentuk kemasyarakatan yang terkait dengan
teknikalisme itu. Dengan tibanya zaman teknik itu, maka manusia sudah tidak
lagi dihadapkan pada persoalan kulturalnya sendiri secara terpisah dan
berkembang secara otonomi dari yang lain, tetapi terdorong menuju masyarakat global
yang terdiri dari berbagai bangsa yang erat berhubungan satu dengan yang lain. [3]
Perkembangan globalisasi
terjadi begitu cepat dan masiv pada awal abad ke-20 dengan berkembangnya
teknologi komunikasi. Kontak menggunakan media mampu menggantikan kontak fisik
sebagai sarana komunikasi antar bangsa. Perkembangan ini menjadikan komunikasi
antar bangsa semakin mudah di lakukan, menyebabkan semakin cepatnya
perkembangan globalisasi kebudayaan.
Di era global koran dan
majalah tidak menjadi sumber informasi yang utama karena sudah ada media online
yang dapat diakses dan berubah tiap detik. Tidak hanya berita dari dalam negeri
tetapi juga berita dari luar negeri dan segala penjuru dunia dapat di akses
secara cepat, mudah dan murah.
Sebagai perkembangan sejarah, globalisasi bukanlah fenomena
baru
tapi perubahannya dapat diselidiki dalam hal skala, kecepatan dan kognisi.
Dalam kerangka skala, hubungan ekonomi, politik dan sosial antara negara telah
menjadi lebih dari sebelumnya. Globalisasi telah mengalami semacam kompresi
temporal dan spasial dalam hal kecepatan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Dalam kerangka kognisi yang dianggap dunia sebagai ruang kecil di mana setiap
fenomena dan peristiwa memiliki beberapa konsekuensi pada kehidupan
ekonomi, sosial dan politik.[4] Tidak
ada satupun masyarakat yang tidak terkena dampaknya baik secara positif maupun
negative. Globalisasi mampu mempengaruhi kondisi ekonomi, politik, budaya, perilaku
kehidupan. Bahkan cara manusia makan dan minum pun tak luput terkena dampak
dari globalisasi. Hampir tidak ada sisi kehidupan yang tidak terjangkau oleh
perkembangan globalisasi. Sampai saat inipun belum ada tanda-tanda bahwa
pengaruh tersebut akan berkurang.
[1]
AS Hornby, Oxford Advanced Learners Dictionary of Current English,
(Oxford, Oxford University Press, 1974), hal.366.
[2]
H. Tapper, “The Potential Risks of
the Local in the Global Information society”,Journal of Social
Philosophy,, 31, April 2000, hal.524.
[3]
Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban; Sebuah Telaah Kritis
Tentang Masalah Keimanan, Kemanusiaan, dan Kemoderenan,
(Jakarta:Yayasan Wakaf PARAMADINA, 2000), 451-452.
[4]
Hassan Danaeefard dan Tayebeh Abbasi, “Globalization
and GlobalInnovation”, (2011), 67-80, http://cdn.intechopen.com/pdfs/17417/InTech- diakses pada 8 Februari 2015.
No comments:
Post a Comment