Wednesday, March 16, 2016

Memaknai Pembaruan dalam Islam


حَدَّثَنَا سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْمَهْرِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي سَعِيدُ بْنُ أَبِي أَيُّوبَ، عَنْ شَرَاحِيلَ بْنِ يَزِيدَ الْمُعَافِرِيِّ، عَنْ أَبِي عَلْقَمَةَ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، فِيمَا أَعْلَمُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا»

Abu Daud berkata: Telah menceritakan kepada kami Sulayman bin Daud al Mahry, bahwa Ibnu Wahab bertutur pada kami bahwa Sa’id bin Abu Ayyub telah menceritakan kepada kami dari Syarahil bin Yazid al Mu’arifyDari Abu Hurayrah dari Abu ‘Alqomah dari Abu Hurayrah – menurut yang kutahu – dari Rasulullah saw, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah membangkitkan bagi ummat ini pada tiap awal seratus tahun orang yang memperbaharui bagi mereka agama mereka”.

Tentang Hadits

Sanad Hadits Shahih dan rijalnya tsiqaat (terpercaya), dishahihkan banyak ulama hadits, antara lain:
  1. Imam Hakim dalam Al Mustadraknya, bab Al Fitan Juz IV halaman 522.
  2. Imam Bayhaqy dalam Ma’arifatus Sunan wal Atsar halaman 52.
  3. Imam Suyuthy dalam Jami’us Shagir
  4. Khatib Baghdadi dalam Tarikh Baghdad Juz II halaman 61.
  5. Syaikh Nashiruddin Albany dalam Silsilatush Shahihah no 599.
  6. Hadits ini berbicara mengenai hal-hal ghaib yang tidak dapat diketahui manusia, di mana Allah membukanya kepada siapa yang dikehehdakinya.

عالم الغيب فلا يظهر على غيبه أحدا. إلا من ارتضى من رسول فإنه يسلك من بين يديه ومن خلفه رصدا.
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat) di muka dan di belakangnya.(QS Al Jin 26-,27).

Imam Abu Daud menyebutnya denga al malahim, jamak dari malhamah , yaitu hal-hal yang akan terjadi nanti antara kaum muslimin dengan musuh-musuhnya. Biasanya dibahas bersamaan dengan al fitan dan asyratus sa’ah.

Masalah yang ditajdid
1. Manhaj Ilahiy, yaitu suatu undang-undang Ilahiy yang selaras dengan pilihan atau keinginan ummat manusia demi mewujudkan kemaslahatan hidup duniawi dan ukhrowi mereka. (Ibnu Khaldun).
2. Kondisi obyektif manusia dalam kaitannya dengan makna dien itu.

Makna Tajdid
Upaya mengembalikan sesuatu kepada keadaan semula sehingga ia tampil sebagai sesuatu yang baru. Dengan cara memperkokoh bagian yang lemah, memperbaiki yang usang atau menambal yang retak. Sehingga kembali  mendekati bentuknya yang semula. Jadi bukanlah tajdid itu merombak bentuk aslinya atau menggantinya dengan yang baru.

Cakupan Makna
1. Revivalisme, dari kata revival atau perubahan, Revivalisme merupakan gerakan kebangunan kembali. Revivalisme yang muncul adalah respon terhadap sekularisme. Seruan agar kembali kepada ajaran agama yang murni kembali digaungkan. Dalam tradisi barat revivalisme adalah respon terhadap sekularisme. Istilah revilvalisme dapat diartikan sebagai gerakan untuk membangkitkan/menghidupkan kembali perasaan keagamaan yang kukuh, pelaku revilvalisme disebut revivalis.
Dalam perbendaharaan bahasa Arab revivalisme kadang disamakan dengan gerakan tajdid yang berarti pembaruan gerakan tajdid ini adalah suatu proses dimana yang dengannya komunitas Muslim (ummat) menghidupkan kembali kerangka sosial, moral dan agama dengan kembali kepada dasar-dasar Islam yaitu al-qur’an dan al-sunnah. Komunitas Muslim dan komunitas-komunitas lain telah mengalami siklus maju mundur silih berganti yang diikuti oleh revitalisasi melalui cara reformasi moral, sosial internal. Sebagai pembatasan masalah disini adalah bagimana dakwah dilaksanakan dengan membangun kerangka berfikir/ tashawwur berlandaskan etika tanpa menghilangkan identitas sebagai muslim.

2.  Reaktualisasi. Dari sudut pandang etimologi, yang dimaksud dengan reaktualisasi adalah  re artinya kembali dan aktualisasi adalah pengaktualan, pelaksanaan hingga benar-benar ada (terwujud), perwujudannya. Dan yang dimaksud dengan reaktualisasi adalah pengaktualisasian kembali (bentuk/nilai kehidupan masyarakat) (Kamus Ilmiyah Modern). Sedangkan secara terminologis berarti proses, cara, perbuatan mengaktualisasikan kembali; penyegaran dan pembaruan nilai-nilai kehidupan masyarakat (KBBI). Muhammad Rasyid  Ridha (1865 – 1935), menyatakan bahwa persoalan – persoalan ubudiyah harus dimurnikan , sementara soal – soal muamalah, harus dikembangkan lewat kajian – kajian ijtihad agar tetap sesuai dengan dinamika kehidupan manusia.

3.   Revitalisasi berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya kurang terberdaya (KBBI). Sebenarnya revitalisasi berarti menjadikan sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti sangat penting atau perlu sekali (untuk kehidupan dan sebagainya). Pengertian melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti proses, cara, dan atau perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan apapun. Atau lebih jelas revitalisasi itu adalah membangkitkan kembali vitalitas. Jadi, pengertian revitalisasi ini secara umum adalah usaha-usaha untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.
Daftar Mujaddid yang pernah dibuat
  1. Khalifah Umar bin Abdul Aziz (wafat 101)
  2. Muhammad bin Idris Asy Syafi’iy (wafat 204)
  3. Abul Hasan Al ‘Asy’ari (wafat 324), Abul Abbas bin Surayj (wafat 306), Imam Nasa’iy (wafat 303)
  4. Qadhi Abu Bakar Al Baqilani (wafat 403), Abu Hamid Al Asyfirani (wafat 406)
  5. Abu Hamid Al Ghazali (wafat 505)
  6. Fakhruddin ar Razi (w 606), tetapi ada yang mengatakan mujaddid abad ke 6 adalah Imam Rafi’iy (wafat 623)
  7. Ibnu Daqieq al ‘Ied (wafat 703)
  8. Al Hafidzh Zaynuddin al ‘Iraqy (wafat 808), Sirajuddin Bulqini (w 805)
  9. Imam Jalaluddin as Suyuthy (wafat 911)


Tujuan hadits
  1. Agar kaum muslimin selalu optimis tentang kemurnian dan masa depan agama Islam. Bahwa agama Islam ini akan selalu terjaga keasliannya dengan lahirnya orang-orang yang berjasa dalam usaha mengaktualisasikan nilai-nilainya dalam masyarakat. Di setiap kurun, sampai akhir zaman.
  2. Maka setiap muslim harus beramal dengan sungguh-sungguh bagi kepentingan agama juga dunianya. Karena mujaddid itu dilahirkan, bukan dijatuhkan dari langit.



Pertanyaannya, bilakah bangkitnya seorang mujaddid?

No comments:

Post a Comment