حَدَّثَنَا
سُلَيْمَانُ بْنُ دَاوُدَ الْمَهْرِيُّ، أَخْبَرَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي
سَعِيدُ بْنُ أَبِي أَيُّوبَ، عَنْ شَرَاحِيلَ بْنِ يَزِيدَ الْمُعَافِرِيِّ، عَنْ
أَبِي عَلْقَمَةَ، عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ، فِيمَا أَعْلَمُ، عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ: «إِنَّ اللَّهَ يَبْعَثُ لِهَذِهِ الْأُمَّةِ عَلَى رَأْسِ كُلِّ
مِائَةِ سَنَةٍ مَنْ يُجَدِّدُ لَهَا دِينَهَا»
Abu Daud berkata: Telah menceritakan kepada kami Sulayman bin Daud
al Mahry, bahwa Ibnu Wahab bertutur pada kami bahwa Sa’id bin Abu Ayyub telah
menceritakan kepada kami dari Syarahil bin Yazid al Mu’arifyDari Abu Hurayrah
dari Abu ‘Alqomah dari Abu Hurayrah – menurut yang kutahu – dari Rasulullah
saw, beliau bersabda, “Sesungguhnya Allah membangkitkan bagi ummat ini pada
tiap awal seratus tahun orang yang memperbaharui bagi mereka agama mereka”.
Tentang Hadits
Sanad Hadits Shahih dan rijalnya tsiqaat
(terpercaya), dishahihkan banyak ulama hadits, antara lain:
- Imam Hakim dalam Al Mustadraknya, bab Al Fitan Juz IV halaman 522.
- Imam Bayhaqy dalam Ma’arifatus Sunan wal Atsar halaman 52.
- Imam Suyuthy dalam Jami’us Shagir
- Khatib Baghdadi dalam Tarikh Baghdad Juz II halaman 61.
- Syaikh Nashiruddin Albany dalam Silsilatush Shahihah no 599.
- Hadits ini berbicara mengenai hal-hal ghaib yang tidak dapat diketahui manusia, di mana Allah membukanya kepada siapa yang dikehehdakinya.
عالم الغيب فلا يظهر على غيبه أحدا. إلا
من ارتضى من رسول فإنه يسلك من بين يديه ومن خلفه رصدا.
(Dia adalah Tuhan) Yang Mengetahui yang gaib, maka Dia tidak
memperlihatkan kepada seorang pun tentang yang gaib itu. Kecuali kepada rasul
yang diridai-Nya, maka sesungguhnya Dia mengadakan penjaga-penjaga (malaikat)
di muka dan di belakangnya.(QS Al Jin
26-,27).
Imam Abu Daud menyebutnya denga al malahim, jamak dari malhamah
, yaitu hal-hal yang akan terjadi nanti antara kaum muslimin dengan
musuh-musuhnya. Biasanya dibahas bersamaan dengan al fitan dan asyratus
sa’ah.
Masalah yang ditajdid
1. Manhaj Ilahiy, yaitu suatu undang-undang Ilahiy yang selaras
dengan pilihan atau keinginan ummat manusia demi mewujudkan kemaslahatan hidup
duniawi dan ukhrowi mereka. (Ibnu Khaldun).
2. Kondisi obyektif manusia dalam kaitannya dengan makna dien itu.
Makna
Tajdid
Upaya mengembalikan sesuatu kepada keadaan semula sehingga ia
tampil sebagai sesuatu yang baru. Dengan cara memperkokoh bagian yang lemah,
memperbaiki yang usang atau menambal yang retak. Sehingga kembali mendekati bentuknya yang semula. Jadi
bukanlah tajdid itu merombak bentuk aslinya atau menggantinya dengan yang baru.
Cakupan
Makna
1. Revivalisme,
dari kata revival atau perubahan, Revivalisme merupakan gerakan kebangunan
kembali. Revivalisme yang muncul adalah respon terhadap sekularisme.
Seruan agar kembali kepada ajaran agama yang murni kembali
digaungkan. Dalam tradisi barat revivalisme adalah respon terhadap
sekularisme. Istilah revilvalisme dapat diartikan sebagai gerakan untuk
membangkitkan/menghidupkan kembali perasaan keagamaan yang kukuh, pelaku
revilvalisme disebut revivalis.
Dalam
perbendaharaan bahasa Arab revivalisme kadang disamakan dengan gerakan tajdid
yang berarti pembaruan gerakan tajdid ini adalah suatu proses dimana yang
dengannya komunitas Muslim (ummat) menghidupkan kembali kerangka sosial, moral
dan agama dengan kembali kepada dasar-dasar Islam yaitu al-qur’an dan
al-sunnah. Komunitas Muslim dan komunitas-komunitas lain telah mengalami siklus
maju mundur silih berganti yang diikuti oleh revitalisasi melalui cara
reformasi moral, sosial internal. Sebagai pembatasan masalah disini adalah
bagimana dakwah dilaksanakan dengan membangun kerangka berfikir/ tashawwur
berlandaskan etika tanpa menghilangkan identitas sebagai muslim.
2. Reaktualisasi.
Dari sudut pandang etimologi, yang dimaksud dengan reaktualisasi adalah re
artinya kembali dan aktualisasi adalah pengaktualan, pelaksanaan hingga benar-benar
ada (terwujud), perwujudannya. Dan yang dimaksud dengan reaktualisasi
adalah pengaktualisasian kembali (bentuk/nilai kehidupan masyarakat) (Kamus
Ilmiyah Modern). Sedangkan secara terminologis berarti proses, cara, perbuatan
mengaktualisasikan kembali; penyegaran dan pembaruan nilai-nilai kehidupan
masyarakat (KBBI). Muhammad Rasyid Ridha (1865 – 1935), menyatakan
bahwa persoalan – persoalan ubudiyah harus dimurnikan , sementara soal – soal
muamalah, harus dikembangkan lewat kajian – kajian ijtihad agar tetap sesuai
dengan dinamika kehidupan manusia.
3. Revitalisasi
berarti proses, cara, dan perbuatan menghidupkan kembali suatu hal yang
sebelumnya kurang terberdaya (KBBI). Sebenarnya revitalisasi berarti menjadikan
sesuatu atau perbuatan menjadi vital. Sedangkan kata vital mempunyai arti
sangat penting atau perlu sekali (untuk kehidupan dan sebagainya). Pengertian
melalui bahasa lainnya revitalisasi bisa berarti proses, cara, dan atau
perbuatan untuk menghidupkan atau menggiatkan kembali berbagai program kegiatan
apapun. Atau lebih jelas revitalisasi itu adalah membangkitkan kembali
vitalitas. Jadi, pengertian revitalisasi ini secara umum adalah usaha-usaha
untuk menjadikan sesuatu itu menjadi penting dan perlu sekali.
Daftar
Mujaddid yang pernah dibuat
- Khalifah Umar bin Abdul Aziz (wafat 101)
- Muhammad bin Idris Asy Syafi’iy (wafat 204)
- Abul Hasan Al ‘Asy’ari (wafat 324), Abul Abbas bin Surayj (wafat 306), Imam Nasa’iy (wafat 303)
- Qadhi Abu Bakar Al Baqilani (wafat 403), Abu Hamid Al Asyfirani (wafat 406)
- Abu Hamid Al Ghazali (wafat 505)
- Fakhruddin ar Razi (w 606), tetapi ada yang mengatakan mujaddid abad ke 6 adalah Imam Rafi’iy (wafat 623)
- Ibnu Daqieq al ‘Ied (wafat 703)
- Al Hafidzh Zaynuddin al ‘Iraqy (wafat 808), Sirajuddin Bulqini (w 805)
- Imam Jalaluddin as Suyuthy (wafat 911)
Tujuan
hadits
- Agar kaum muslimin selalu optimis tentang kemurnian dan masa depan agama Islam. Bahwa agama Islam ini akan selalu terjaga keasliannya dengan lahirnya orang-orang yang berjasa dalam usaha mengaktualisasikan nilai-nilainya dalam masyarakat. Di setiap kurun, sampai akhir zaman.
- Maka setiap muslim harus beramal dengan sungguh-sungguh bagi kepentingan agama juga dunianya. Karena mujaddid itu dilahirkan, bukan dijatuhkan dari langit.
Pertanyaannya, bilakah bangkitnya seorang mujaddid?
No comments:
Post a Comment